Sebuah catatan dan Dokumentasi perjalanan selama menempuh Program Profesi Ners di STIK Bina Husada Palembang selama kurang lebih 1 Tahun yang di mulai dari stase awal sampai akhir. Tidak semua perjuangan ini di mulai dengan perjalanan yang mulus, semua ada untung dan rugi, dan resiko yang harus di emban untuk kami semua. .Semoga ini bisa menjadi sebuah album kenangan yang bisa di lihat oleh teman satu alumni, dan bisa menjadi gambaran to adik2 tingkat yang akan menempuh profesi Ners.
Praktek di Sekolah Luar Biasa (SLB) Karya Ibu Palembang cukup menyenangkan dan saya pribadi bisa mengambil hikmah di setelah kami menjalani praktek disini kurang lebih 2 minggu. Walaupun dinasnya santai dan tidak menerapkan skill tapi kita bisa belajar arti keterbatasan fisik dan bisa lebih bersyukur dengan keadaan kita yang jauh lebih sempurna dengan mereka. Kami disini belajar arti kasih sayang yang di berikan orang tua terhadap anaknya, arti ketulusan dari seorang guru yang ikhlas dan dengan kesabaran yang ekstra untuk mendidik mereka. Karena rata-rata mereka memiliki IQ yang terbilang rendah atau di bawah rata-rata. Setelah saya amati rata-rata mereka adalah dari keluarga yang cukup mapan atau terbilang cukup mampu ya ada juga sich sebagian dari mereka dari keluarga yang kurang mampu.siapapun mereka, ku yakin orang tua dengan memiliki anak seperti mereka jauh lebih memiliki kasih sayang yang tulus dan cukup memberikan tantangan to mereka. Dan mereka sebagai penyandang RM (Retardasi Mental) pasti memiliki rasa minder yang tinggi terhadap teman-temannya dan tidak menutup kemungkinan dia akan di jauhkan dari teman-teman sebayanya. Tapi inilah tugas kita sebagai pendidik kita lebih di tuntut agar bisa mendewasakan mereka, membesarkan hati mereka agar mereka bisa menerima kekurangan yang ada pada dirinya dan bisa lebih percaya diri.
Walaupun profesi kami di sini sebagai perawat, tapi dengan keberadaan kami disini kami harus bisa di tuntut sebagai guru bagi mereka….hay..hay….pusing juga yach ternyata jadi seorang guru apalagi mendidik anak seperti mereka cukup menguras tenaga dan pikiran. Jika kita tidak memiliki jiwa tidak sabar dan ego yang tinggi jangan harap bisa bertahan 1 minggu 1 hari rasanya sudah stresss menghadapi mereka. Kami disini di bagi ada yang ngajar anak dengan tunarungu, tunanetra, dan tunadaksa. Aku kebagian dapat kelas 2 SD, Ehm tau sendiri kan gimana menghadapi anak SD, yang normal ja nakal-nakal apalagi menghadapi mereka yang dengan RM karena rata-rata anak seperti mereka senang berkelahi, rebut di kelas, mau menang sendiri, dan susah di atur…hu..hu……rasanya 1 hari saja ku dah stress berat menghadapi mereka. Ehm..salut dech to guru-guru mereka karena memilki kesabaran yang jauh lebih baik. to adik2 semoga engkau tumbuh dan berkembang lebih baik lagi, Engkau di ciptakan bukan untuk di kasihani tapi buktikan bahwa kalian punya keterampilan yang tidak di miliki orang lain, yakinlah bahwa kalian bisa mengembangkan kreatifitas kalian layaknya teman2 kalian yang normal. Allah bukan berarti tidak sayang sama kalian, tapi karena Allah yakin bahwa kalian bisa menghadapinya yaitu titipan itu. Semoga kalian kelak tumbuh dewasa dengan tingkat perkembangan yang lebih baik. Miss you adik2ku..^_^
Ini adalah rahmi anak kelas 2 SD dia sekarang sudah mulai bisa menulis walaupun harus di bimbing, dan dia sering di ganggu oleh vedro, emng vedro super nakal yack..
foto bersama saat abis belajar menggambar di kelas murid yuk ridha, mereka pintar2 dan IQ mereka normal cuma mereka hanya bisu dan tidak bisa mendengar, so harus pake bahasa isyarat dongk...
Membimbing menulis
Ini dia foto2 anak murid aku, ehm jadi kangen lihat tingkah mereka, tiap kali belajar ribut, saling ganggu dan mesti di lihat kalo nulis kalo tidak di lihat ehm bakal tidak ada kemauan untuk menulis.
Pertumbahan merupakan bertambah jumlah dan besarnya sel diseluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat di ukur, sedangkan perkembangan merupakan bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh kematangan dan belajar (Whalley dan Wong. 2000).
Dalam pertumbuhan dan perkembangan anak terdapat suatu peristiwa yang diaalminya yaitu, masa percepatan dan perlambatan. Masa tersebut akan berlainan dalam satu organ tubuh. Pertumbuhan dan perkembangan secara intelektual anak dapat dilihat dari kemampuan secara symbol maupun abstrak seperti seperti berbicara, bermain, dan bertualang, membaca dan lain-lain. Sedangkan perkembangan secara emosional anak dapat dilihat dari penilaian social dilingkungan anak. Faktor pengaruh tumbuh kembang anak dipengaruhi oleh beberapa factor, diantaranya :
1.Factor herediter
2.Faktor lingkungan
a.Pranatal
b.Intranatal dan
c.Postnatal
3.Faktor hormonal
2 Definisi Bermain
Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh kesenangan/kepuasan. Bermain merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional, dan sosial, dan bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain, anak-anak akan berkata-kata (berkomunukasi), belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan, melakukan apa yang dapat dilakukannya, dan mengenal waktu, jarak, serta suara (Wong, 2000) dalam supartini (2004).
Bermain sama dengan pekerjaan pada orang dewasa, dan merupakan aspek terpenting dalam kehidupan anak serta cara yang paling efektif untuk menurunkan stres pada anak, dan penting untuk kesejahteraan mental dan emosional anak Campbell dan Glaser (1995) dikutif dalam Supartini (2004).
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa bermain adalah kegiatan yang tak dapat dipisahkan dari kehidupan anak sehari-hari karena bermain sama dengan bekerja pada orang dewasa, yang dapat menurunkan stres anak, media yang baik bagi anak untuk belajar berkomunikasi dengan lingkungannya, menyesuaikan diri dengan, belajar mengenal dunia sekitar kehidupannya, dan penting untuk meningkatkan kesejahteraan mental serta sosial anak.
Bermain adalah kegiatan yang menyenangkan / dinikmati secara fisik, intelektual, emosi, sosial, dan digunakan untuk belajar, perkembangan mental dan bermain (Harnawatiaj, 2008).Bermain merupakan suatu aktivitas dimana anak dapat melakukan atau memperaktikan keterampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif, mempersiapkan diri untuk berperan dan berperilaku dewasa (Aziz, 2005).
3. Fungsi Bermain
Fungsi utama bermain adalah merangsang perkembangan sensori dan motorik, perkembangan intelektual, perkembangan social, perkembangan kreativitas, perkembangan kesadaran diri, perkembangan moral, dan bermain sebagai terapi.
1)Perkembangan Sensori Motorik
a.Memperbaiki keterampilan motorik kasar dan halus serta koordinasi.
b.Meningkatkan perkembangan semua indera.
c.Mendorong eksplorasi pada sifat fisik dunia.
d.Memberikan pelampiasan kelebihan energi.
2)Perkembangan Intelektual
a.Memberikan sumber-sumber yang beranekaragam untuk pembelajaran.
b.Eksplorasi dan manipulasi bentuk, tekstur, warna.
c.Pengalaman dengan angka, hubungan yang renggang, konsep abstrak.
d.Kesempatan untuk mempraktikkan dan memperluas keterampilan berbahasa.
e.Memberikan kesempatan untuk melatih pengalaman masa lalu dalam upaya mengasimilasinya ke dalam persepsi dan hubungan baru.
f.Membantu anak memahami dunia di mana mereka hidup dan membedakan antara fantasi dan realita.
3)Perkembangan Sosial dan Moral
a.Mengajarkan peran orang dewasa, termasuk perilaku peran seks.
b.Memberikan kesempatan untuk menguji hubungan.
c.Mengembangkan eterampilan sosial.
d.Mendorong interaksi dan perkembangan sikap yang posirif terhadap orang lain.
e.Menguatkan pola perilaku yang telah disetujui oleh standar moral.
4)Kreativitas
a.Memberikan saluran ekspresif untuk ide dan minak yang kreatif.
b.Memungkinkan fantasi dan imajinasi.
c.Meningkatkan perkembangan bakat dan minat khusus.
5)Kesadaran Diri
a.Memudahkan perkembangan identitas diri.
b.Mendorong pengatuan perilaku sendiri.
c.Memungkinkan pengujian pada kemampuan sendiri dan kemampuan orang lain.
d.Memungkinkan kesepatan untuk belaja bagaimana perilaku sendiri dapat mempengaruhi orang lain.
6)Nilai Terapeutik (Bermain Sebagai Terapi)
a.Memberikan pelepasan stres dan ketegangan.
b.Memungkinkan ekspresi emosi dan pelepasan implus yang tidak dapat diterima dalam bentuk yang secara sosial dapat diterima.
c.Mendorong percobaan dan pengujian situasi yang menakutkan dengan cara yang aman.
d.Memudahkan komunikasi verbal tidak langsung dan nonverbal tentang kebutuhan, rasa takut, dan keinginan.
4. Macam Bermain
Kegiatan bermain dapat diklasfikasikan menjadi dua, yaitu bermain aktif dan bermain pasif.
1.Bermain Aktif
Pada permainan ini anak berperan secara aktif, kesenangan diperoleh dari apa yang diperbuat oleh mereka sendiri. Bermain aktif meliputi :
Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat permainan tersebut, memperhatikan, mengocok-ocok apakah ada bunyi, mencium, meraba, menekan dan kadang-kadang berusaha membongkar.
b.Bermain konstruksi (Construction Play)
Pada anak umur 3 tahun dapat menyusun balok-balok menjadi rumah-rumahan.
c.Bermain drama (Dramatic Play)
Misal bermain sandiwara boneka, main rumah-rumahan dengan teman-temannya.
d.Bermain fisik
Misalnya bermain bola, bermain tali dan lain-lain.
2.Bermain Pasif
Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain dengan melihat dan mendengar. Permainan ini cocok apabila anak sudah lelah bernmain aktif dan membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya. Contoh Melihat gambar di buku/majalah.,mendengar cerita atau musik,menonton televisi.
Dalam kegiatan bermain kadang tidak dapat dicapai keseimbangan dalam bermain, yaitu apabila terdapat hal-hal seperti dibawah ini :
a.Kesehatan anak menurun. Anak yang sakit tidak mempunyai energi untuk aktif bermain.
b.Tidak ada variasi dari alat permainan.
c.Tidak ada kesempatan belajar dari alat permainannya.
d.Tidak mempunyai teman bermain.
5. Alat PermainanEdukatif (APE)
Alat Permainan Edukatif (APE) adalah alat permainan yang dapat mengoptimalkan perkembangan anak, disesuaikan dengan usianya dan tingkat perkembangannya, serta berguna untuk :
a.Pengembangan aspek fisik, yaitu kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang atau merangsang pertumbuhan fisik anak, trediri dari motorik kasar dan halus.
Contoh alat bermain motorik kasar : sepeda, bola, mainan yang ditarik dan didorong, tali, dll. Motorik halus : gunting, pensil, bola, balok, lilin, dll.
b.Pengembangan bahasa, dengan melatih berbicara, menggunakan kalimat yang benar.
Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita, majalah, radio, tape, TV.
c. Pengembangan aspek kognitif, yaitu dengan pengenalan suara, ukuran, bentuk. Warna.
Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita, puzzle, boneka, pensil warna, radio.
d.Pengembangan aspek sosial, khususnya dalam hubungannya dengan interaksi ibu dan anak, keluarga dan masyarakat
Contoh alat permainan : alat permainan yang dapat dipakai bersama, misal kotak pasir, bola, tali.
Contoh permainan yang dapat digunakan dalam terapi bermain.
1.Buliding Block
2.Kursi dan Meja Karakter Binatang
3.Balok Susun
4.Meronce (Merangkai manik-manik menggunakan benang/tali)
5.Balok Puzzle
6.Papan Huruf (Abjad)
7.Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Bermain
1.Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan anak.
2.Permainan disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak.
3.Ulangi suatu cara bermain sehingga anak terampil, sebelum meningkat pada keterampilan yang lebih majemuk.
4.Jangan memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak ingin bermain.
5.Jangan memberikan alat permainan terlalu banyak atau sedikit.
8. Bentuk-Bentuk Permainan
1.Usia 0 – 12 bulan
Tujuannya adalah :
a.Melatih reflek-reflek (untuk anak berumur 1 bulan), misalnya mengisap, menggenggam.
b.Melatih kerjasama mata dan tangan.
c.Melatih kerjasama mata dan telinga.
d.Melatih mencari obyek yang ada tetapi tidak kelihatan.
e.Melatih mengenal sumber asal suara.
f.Melatih kepekaan perabaan.
g.Melatih keterampilan dengan gerakan yang berulang-ulang.
Alat permainan yang dianjurkan :
a.Benda-benda yang aman untuk dimasukkan mulut atau dipegang.
b.Alat permainan yang berupa gambar atau bentuk muka.
c.Alat permainan lunak berupa boneka orang atau binatang.
d.Alat permainan yang dapat digoyangkan dan keluar suara.
e.Alat permainan berupa selimut dan boneka.
2.Usia 13 – 24 bulan
Tujuannya adalah :
a.Mencari sumber suara/mengikuti sumber suara.
b.Memperkenalkan sumber suara.
c.Melatih anak melakukan gerakan mendorong dan menarik.
d.Melatih imajinasinya.
e.Melatih anak melakukan kegiatan sehari-hari semuanya dalam bentuk kegiatan yang menarik
Alat permainan yang dianjurkan:
a.Genderang, bola dengan giring-giring didalamnya.
b.Alat permainan yang dapat didorong dan ditarik.
c.Alat permainan yang terdiri dari: alat rumah tangga(misal: cangkir yang tidak mudah pecah, sendok botol plastik, ember, waskom, air), balok-balok besar, kardus-kardus besar, buku bergambar, kertas untuk dicoret-coret, krayon/pensil berwarna.
3. Usia 25 – 36 bulan
Tujuannya adalah ;
a.Menyalurkan emosi atau perasaan anak.
b.Mengembangkan keterampilan berbahasa.
c.Melatih motorik halus dan kasar.
d.Mengembangkan kecerdasan (memasangkan, menghitung, mengenal dan membedakan warna).
e.Melatih kerjasama mata dan tangan.
f.Melatih daya imajinansi.
g.Kemampuan membedakan permukaan dan warna benda.
Alat permainan yang dianjurkan :
a.Alat-alat untuk menggambar.
b.Lilin yang dapat dibentuk
c.Pasel (puzzel) sederhana.
d.Manik-manik ukuran besar.
e.Berbagai benda yang mempunyai permukaan dan warna yang berbeda.
f.Bola.
4. Usia 32 – 72 bulan
Tujuannya adalah :
a.Mengembangkan kemampuan menyamakan dan membedakan.
b.Mengembangkan kemampuan berbahasa.
c.Mengembangkan pengertian tentang berhitung, menambah, mengurangi.
d.Merangsang daya imajinansi dsengan berbagai cara bermain pura-pura (sandiwara).
Bronchopneumonia adalah suatu proses inflamasi yang terjai pada kedua lapang paru hingga bronchus, termasuk dinding alveolus, jaringan peribronchial serta jaringan interlobuler (P.K. S.T, Carolus,2000).
Bronchopneumonia adalah infeksi saluran nafas bagian bawah, penyakit ini adalah infeksi akut jaringan paru oleh mikro-organisme. Sebagian besar Bronchopneumonia disebabkan oleh bakteri, yang timbul secara primer atau sekunder setelah infeksi virus (Corwin.J.E, 2001).
Bronchopneumonia adalah proses inflamasi parenkim paru yang umumnya disebabkan oleh agens infeksius (Brunner & Suddart, 2002).
2. Etiologi
Penyebab tersering Bronchopneumonia dibagi menjadi 4 bagian
Dari berbagai macam penyebab Bronchopneumonia, seperti virus, bakteri, jamur, dan riketsia, pneumonitis hipersensitive dapat menyebabkan penyakit primer. Bronchopneumonia juga dapat terjadi akibat aspirasi, yang paling jelas adalah pada klien yang diintubasi, kolonisasi trakhea dan terjadi mikroaspirasi sekresi saluran pernafasan atas yang terinfeksi, namun tidak semua kolonisasi akan mengakibatkan Bronchopneumonia (Christman, 1995 dalam Asih & Effendy, 2004).
Menurut Asih & Effendy (2004), mikroorganisme dapat mencapai paru melalui beberapa jalur, yaitu :
1)Ketika individu terinfeksi batuk, bersin, atau berbicara, mikroorganisme dilepaskan ke dalam udara dan terhirup oleh orang lain.
2)Mikroorganisme dapat juga terinspirasi dengan aerosol (gas nebulasi) dari peralatan terapi pernafasan yang terkontaminasi.
3)Pada individu yang sakit atau higiene giginya buruk, flora normal orofaring dapat menjadi patogenik.
4)Staphilococcus dan bakteri gram-negatif dapat menyebar melalui sirkulasi dari infeksi sistemik, sepsis, atau jarum obat IV yang terkontaminasi.
Pada indivudu yang sehat, patogen yang mencapai paru dikeluarkan atau bertahan dalam pipi melalui mekanisme perubahan diri seperti refleks batuk, klirens mukosiliaris, dan fagositosis oleh makrofag alviolar. Pada indivudu yang rentan, patogen yang masuk ke dalam tubuh memperbanyak diri, melepaskan toksin yang bersifat merusak dan menstimulasi respons inflamasi dan respons imun, yang keduanya mempunyai efek samping merusak. Reaksi antigen-antibodi dan endotoksin yang dilepaskan oleh beberapa mikroorganisme merusak membran mukosa bronkhial dan membran alveolokapiler. Inflamasi dan edema menyebabkan sel-sel acini dan bronkioles terminalis terisi oleh debris infeksius dan eksudat, yang menyebabkan abnormalitas ventilasi-perfusi. Jika Bronchopneumonia disebabkan oleh staphilococcuc atau bakteri gram-negatif dapat terjadi juga nekrosis parenkim paru.
PadaBronchopneumonia pneumokokus, organisme S. Bronchopneumoniae meransang respons inflamasi, dan eksudat inflamasi menyebabkan edema alveolar, yang selanjutnya mengarah pada perubahan-perubahan lain (Gbr. 7-1). Sedangkan pada Bronchopneumonia viral disebabkan oleh virus biasanya bersifat ringan dan self-limited tetapi dapat membuat tahap untuk infeksi sekunder bakteri dengan memberikan suatu lingkungan ideal untuk pertumbuhan bakteri dan dengan merusak sel-sel epitel bersilia, yang normalnya mencegah masuknya patogen ke jalan nafas bagian bawah.
4. Stadium Bronchopneumonia Bakterialis
Untuk Bronchopneumonia pneumokokus, terdapat empat stadium penyakit, antara laiin :
1)Stadium I disebut hiperemia
Mengacu pada respon peradangan permulaan yang berlansungdi daerah paru yang terinfeksi. Hal ini ditandai oleh peningkatan aliran darah dan permeabilitas kapiler ditempat infeksi. Hiperemia ini terjadi akibat pelepasan mediator-mediator peradangan dari sel-sel mast setelah pengaktivansel imun dan sel cedera jaingan. Mediatro-mediator tersebut mencakup histamin dan prostaglandin. Degranulasi sel mast juga mengaktifkan jalur komplemen. Komplemen bekerja sama dengan histamin dan prostagladin untuk melemaskan otot polos vaskuler paru dan meningkatkan permeabilitas kapiler. Hal ini menyebabkan perpindahan eksudat plasma kedalam ruang interstisium sehingga terjadi penurunan kecepatan difusi gas-gas. Karena oksigen kurang larut dibandingkan dengan karbon dioksida, maka perpindahan gas ini kedalam darah paling terpengaruh, yang sering menyebabkan penurunan saturasi oksigen hemoglobin. Dalam stadium pertama Bronchopneumonia ini, infeksi menyebar kejaringan sekitarnya akibat peningkatan aliran darah dan rusaknya alveolus dan membran kapiler disekitar tempat infeksi seiring dengan berlanjutnya proses peradangan.
2)Stadium II disebut hepatisari merah
Terjadi sewaktu alveolus terisi oleh sel-sel darah merah, eksudat, dan fibrin, yang dihasilkan oleh pejamu sebagai bagian dari reaksi peradangan.
3)Stadium III disebut hepatisasi kelabu
Terjadi sewaktu sel-sel darah putih berkolonisasi bagian paru yang terinfeksi. Pada saat ini, endapan fibrin terakumulasi di seluruh daerah yang cedera daan terjadi fagositosis sisa-sisa sel.
4)Stadium IV disebut resolusi
Terjadi sewaktu respons imun dan peradangan mereda; sisa-sisa sel, fibrin, dan bakteri telah dicerna; dan makrofag, sel pembersih pada reaksi peradangan, mendominasi.
5. Manifestasi Klinis
Menurut Corwin.J.E (2001), gejala-gejala Bronchopneumonia serupa untuk semua jenis Bronchopneumonia, tetapi terutama mencolok pada Bronchopneumonia yang disebabkan oleh bakteri. Gejala-gejala mencakup:
1)Demam dan menggigil akibat proses peradangan.
2)Batuk yang sering produktif dan purulen.
3)Sputum berwarna merah karat (untuk streptococcus Bronchopneumoniae), merah muda (untuk staphylococcus aureus), atau kehijauan dengan bau khas (untuk pseudomonas aeruginosa).
4)Krekel (bunyi paru tambahan).
5)Rasa lelah akibat reaksi peradangan dan edema.
6)Biasanya sering terjadi respons subyektif dispnu. Dispnu adalah perasaan sesak atau kesulitan bernafas yang dapat disebabkan oleh penurunan pertukaran gas-gas.
7)Mungkin timbul tanda-tanda sianosis.
8)Ventilasi mungkin berkurang akibat penimbunan mukus, yang dapat menyebabkan atelektasis absorpsi.
9)Hemoptisis, batuk darah, dapat terjadi akibat cedera toksin lansung pada kapiler, atau akibat reaksi peradangan yang menyebabkan kerusakan kapiler.
6. Diagnosis
Diagnosis Bronchopneumonia ditegakkan dengan mengumpulkan riwayat kesehatan (terutama infeksi saluran pernafasan yang baru saja dialami), pemeriksaan fisik. Rontgen dada, kultur darah (invasi aliran darah, yang disebut bakteremia, sering terjadi), dan pemeriksaan sputum.
“Untuk mendapatkan sampel sputum yang adekuat, pasien untuk membilas mulut dengan air untuk meminimalkan kontaminasi oleh flora normal mulut. Kemudian pasien diminta untuk napas dalam beberapa kali dan kemudian dengan dalam membatukkan sputum yang keluar kedalam wadah steril”.
Sputum juga dapat dikumpulkan melalui aspirasi transtrakea atau bronkoskopi serat optik. Pada pasien yang tidak dapat mengeluarkan sputum atau mereka yang tidak sadar, mempunyai mekanisme imun yang abnormal, atau mengalami Bronchopneumonia setelah minum antibiotik atau ketika dirawat di rumah sakit.
7. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan untuk Bronchopneumonia tergantung pada penyebab, sesui dengan yang ditemukan oleh pemeriksaan sputum pengobatan dan mencakup, antara lain :
1)Antibiotik, terutama untuk Bronchopneumonia bakterialis. Bronchopneumonia lain juga dapat diobati dengan antibiotik untuk mengurangi resiko infeksi bakteri sekunder.
2)Istirahat.
3)Hidrasi untuk membantu mengencerkan sekresi
4)Teknik-teknik bernafas dalam untuk meningkatkan ventilasi alveolus dan mengurangi resiko atelektasis.
5)Juga diberikan obat-obat lain yang spesifik untuk mikro-organisme yang diidentifikasi dari biakan sputum.
8. Perawatan Penderita Bronchopneumonia
àPerawatan Di Rumah Sakit
Atur posisi semi fowler atau setengah duduk untuk anak atau bayi.
Beri therapi oksigen.
Lakukan suction.
Beri kompres untuk menurunkan demam.
Bila kejang, pasang tongspatel lidah antara gigi geraham dan bersihan jalan nafas.
Pakaikan yang tipis pada bayi dan anak untuk proses penguapan (evaporasi).
Berikan IVFD dan NGT, bila klien shock.
àPerawatan Di Rumah
àPengaturan Suhu Badan
Suhu tubuh ideal bayi adalah 36,5-37 derajat Celcius.
Perawatan bayi dengan metode kanguru bisa digunakan sebagai pengganti perawatan dengan inkubator. Caranya, dengan mengenakan popok dan tutup kepala pada bayi yang baru lahir. Kemudian, bayi diletakkan di antara payudara ibu dan ditutupi baju ibu yang berfungsi sebagai kantung kanguru. Posisi bayi tegak ketika ibu berdiri atau duduk, dan tengkurap atau miring ketika ibu berbaring. Hal ini dilakukan sepanjang hari oleh ibu atau pengganti ibu.
àMakanan
Air Susu Ibu ( ASI). Permulaan cairan diberikan sekitar 50-60 cc/kg/BB/hari terus dinaikkan sampai mencapai sekitar 200 cc/kg/BB/hari.
Manfaat Pemberian ASI bagi Bayi
Manfaat ASI bagi bayi :
üNutrien yang sesuai untuk bayi.
üMengandung zat protektif sehingga bayi jarang sakit