Praktek di Sekolah Luar Biasa (SLB) Karya Ibu Palembang cukup menyenangkan dan saya pribadi bisa mengambil hikmah di setelah kami menjalani praktek disini kurang lebih 2 minggu. Walaupun dinasnya santai dan tidak menerapkan skill tapi kita bisa belajar arti keterbatasan fisik dan bisa lebih bersyukur dengan keadaan kita yang jauh lebih sempurna dengan mereka. Kami disini belajar arti kasih sayang yang di berikan orang tua terhadap anaknya, arti ketulusan dari seorang guru yang ikhlas dan dengan kesabaran yang ekstra untuk mendidik mereka. Karena rata-rata mereka memiliki IQ yang terbilang rendah atau di bawah rata-rata. Setelah saya amati rata-rata mereka adalah dari keluarga yang cukup mapan atau terbilang cukup mampu ya ada juga sich sebagian dari mereka dari keluarga yang kurang mampu.siapapun mereka, ku yakin orang tua dengan memiliki anak seperti mereka jauh lebih memiliki kasih sayang yang tulus dan cukup memberikan tantangan to mereka. Dan mereka sebagai penyandang RM (Retardasi Mental) pasti memiliki rasa minder yang tinggi terhadap teman-temannya dan tidak menutup kemungkinan dia akan di jauhkan dari teman-teman sebayanya. Tapi inilah tugas kita sebagai pendidik kita lebih di tuntut agar bisa mendewasakan mereka, membesarkan hati mereka agar mereka bisa menerima kekurangan yang ada pada dirinya dan bisa lebih percaya diri.
Walaupun profesi kami di sini sebagai perawat, tapi dengan keberadaan kami disini kami harus bisa di tuntut sebagai guru bagi mereka….hay..hay….pusing juga yach ternyata jadi seorang guru apalagi mendidik anak seperti mereka cukup menguras tenaga dan pikiran. Jika kita tidak memiliki jiwa tidak sabar dan ego yang tinggi jangan harap bisa bertahan 1 minggu 1 hari rasanya sudah stresss menghadapi mereka. Kami disini di bagi ada yang ngajar anak dengan tunarungu, tunanetra, dan tunadaksa. Aku kebagian dapat kelas 2 SD, Ehm tau sendiri kan gimana menghadapi anak SD, yang normal ja nakal-nakal apalagi menghadapi mereka yang dengan RM karena rata-rata anak seperti mereka senang berkelahi, rebut di kelas, mau menang sendiri, dan susah di atur…hu..hu……rasanya 1 hari saja ku dah stress berat menghadapi mereka. Ehm..salut dech to guru-guru mereka karena memilki kesabaran yang jauh lebih baik. to adik2 semoga engkau tumbuh dan berkembang lebih baik lagi, Engkau di ciptakan bukan untuk di kasihani tapi buktikan bahwa kalian punya keterampilan yang tidak di miliki orang lain, yakinlah bahwa kalian bisa mengembangkan kreatifitas kalian layaknya teman2 kalian yang normal. Allah bukan berarti tidak sayang sama kalian, tapi karena Allah yakin bahwa kalian bisa menghadapinya yaitu titipan itu. Semoga kalian kelak tumbuh dewasa dengan tingkat perkembangan yang lebih baik. Miss you adik2ku..^_^
Ini adalah rahmi anak kelas 2 SD dia sekarang sudah mulai bisa menulis walaupun harus di bimbing, dan dia sering di ganggu oleh vedro, emng vedro super nakal yack..
foto bersama saat abis belajar menggambar di kelas murid yuk ridha, mereka pintar2 dan IQ mereka normal cuma mereka hanya bisu dan tidak bisa mendengar, so harus pake bahasa isyarat dongk...
Membimbing menulis
Ini dia foto2 anak murid aku, ehm jadi kangen lihat tingkah mereka, tiap kali belajar ribut, saling ganggu dan mesti di lihat kalo nulis kalo tidak di lihat ehm bakal tidak ada kemauan untuk menulis.
Add caption |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar